Selasa, 24 April 2012

PENGORGANISASIAN PERS DAKWAH


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Manusia dengan segala potensi yang dimiliki sebagai bentuk dari anugerah Tuhan Sang Pencipta selalu berkembang dengan kesesuaian terhadap kondisi atau situasi yang terjadi secara otomatis. Hal tersebut merupakan bagian dari perkembangan pengetahuan dan hasil dari pemberdayaan pola pikir yang secara tradisi dan fakta sejarah telah terjadi dari beberapa periode dan dekade.
Perkembangan pengetahuan dalam bentuk teori tersebut adalah penggambaran analisis yang tepat dalam pemahaman terhadap suatu masalah tertentu yang kemudian dikembangkan ke dalam berbagai bidang atau aspek kehidupan manusia melalui tradisi lisan dan tulisan, salah satu bentuk di antara sekian banyaknya manfaat yang dapat dirasakan adalah kajian dalam bidang manajemen.
Disiplin ilmu manajemen, dalam hal ini dapat diaplikasikan ke dalam berbagai bidang, karena fungsi dan tujuan dari manajemen itu sendiri adalah untuk mengatur dan menata dengan sebaik-baiknya sesuatu tersebut menjadi lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan, karena dalam kajian manajemen adalah penyesuaian terhadap perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengendalian, diteruskan dengan evaluasi.
Salah satu bentuk integritas ilmu manajemen terhadap disiplin ilmu lainnya adalah implementasi ilmu manajemen terhadap kajian dakwah versi Islam, karena merupakan bentuk strategi yang dilakukan untuk keberhasilan dalam penyampaian dakwah, salah satu bentuknya adalah kajian terhadap manajemen pers dakwah.
Pers dakwah adalah merupakan sebuah institusi ke-dakwah-an sebagai bentuk strategi pencapaian keberhasilan dalam menyampaikan dakwah dengan metode yang berbeda dengan metode Rasulullah, tetapi masih dengan tujuan yang sama yaitu penyampaian ajaran Islam kepada semua orang dan menegakkan kalimat Allah di seluruh permukaan bumi.
Keberadaan kajian manajemen pers dakwah sendiri bertujuan untuk efektifitas pelaksanaan kegiatan dakwah islamiyah melalui jurnalistik, yang diatur sedemikian rupa agar memperoleh keberhasilan dengan perwujudan tujuan tersebut, agar aktivitas dakwah dan kegiatan jurnalistik saling bersinergi dalam pencapaian tujuan untuk menegakkan agama Islam.
Makalah sederhana ini merupakan bentuk kecil dengan upaya pemberian kontribusi terhadap khazanah[1] keilmuan secara akademik, serta pengayaan pengetahuan secara umum, sekaligus memenuhi tuntutan akademik untuk menguraikan permasalahan mengenai manajemen pers dakwah dengan materi yang ditawarkan adalah pengorganisasian pers dakwah, sehingga makalah ini mengangkat judul: “PENGORGANISASIAN PERS DAKWAH.”
B.     Rumusan Masalah
Permasalahan yang ingin diuraikan di dalam makalah sederhana ini dirumuskan ke dalam beberapa point sebagai berikut:
1.      Bagaimana deskripsi organisasi dan pengorganisasian?
2.      Pengadaan sumber daya manusia dan fasilitasnya?
3.      Bagaimana departementalisasi dalam Pers Dakwah?

C.    Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun untuk dapat memberikan penjelasan terhadap permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu sebagai berikut:
1.      Deskripsi organisasi dan pengorganisasian.
2.      Pengadaan sumber daya manusia dan fasilitasnya
3.      Departementalisasi dalam Pers Dakwah



[1]Diterjemahkan sebagai bentuk kekayaan, harta benda, barang yang dimiliki, lihat Ebta Setiawan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline versi 1.1, http://ebsoft.web.id 


BAB II
PEMBAHASAN


A.    Deskripsi Organisasi dan Pengorganisasian
1.      Definisi Organisasi
Secara umum, menurut Anne Ahira seorang penulis artikel pengetahuan melalui website, memberikan pengertian bahwa organisasi dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis dalam pembagian kerja, dalam upaya pencapaian terhadap tujuan yang telah ditetapkan secara struktural dan sistematis.[1]
Menurut pendapat Gibson secara definitif, memberikan batasan atau tolak ukur sebuah organisasi sebagai suatu unit kerja yang terkoordinasi atau teratur, setidaknya memiliki atau terdiri dari dua orang yang keduanya berfungsi untuk mencapai sasaran (tujuan) tertentu atau untuk berbagai sasaran.[2]
Sedangkan menurut J. Winardi, organisasi adalah elemen yang sangat diperlukan dalam kehidupan manusia karena membantu dalam melaksanakan hal-hal atau kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan dengan baik oleh individu atau hanya dilaksanakan oleh satu orang tanpa dibantu oleh orang lain.[3]
Dari beberapa pendapat yang telah dipaparkan mengenai definisi organisasi, dapat diberikan kesimpulan bahwa secara umum organisasi adalah suatu unit kerja yang dilaksanakan oleh sekelompok individu yang mempunyai kesamaan tujuan dengan pergerakan yang teratur atau terkoordinir karena pencapaian tujuan tersebut kurang efektif apabila dilaksanakan secara individu atau perorangan.
2.      Definisi Pengorganisasian
Berdasarkan beberapa sumber literatur menyebutkan bahwa terdapat beberapa definisi pengorganisasian menurut beberapa ahli, di antaranya adalah sebagai berikut:[4]
a.       Siagan (1993); pengorganisasian adalah bentuk keseluruhan dari pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, kewenangan, dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga menciptakan suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan.[5]
b.      Malayu S.P. Hasibuan; pengorganisasian adalah bentuk dari penentuan, pengelompokan, atau pengaturan terhadap bermacam-macam aktivitas yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas, penyediaan terhadap barang-barang, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang ingin melakukan aktivitas tersebut.
c.       M. Manullan G; organisasi dalam arti dinamis atau pengorganisasian adalah merupakan suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan yang ingin dilakukan. Pembatasan tugas atau tanggung jawab serta wewenang dan penetapan hubungan-hubungan antara seluruh unsur organisasi, sehingga memberikan kemungkinan tercipta kerjasama antara semua orang secara efektif untuk mencapai tujuan, dan secara singkat organisasi adalah suatu kegiatan diferensiasi tugas-tugas.
d.      Soekarno K.; organisasi sebagai fungsi manajemen atau organisasi dalam pengertian dinamis adalah organisasi yang memberikan kemungkinan bagi manajemen dapat bergerak dalam batas-batas tertentu.
e.       Kustadi Suhandang; pengorganisasian adalah penyusunan struktur, pembagian fungsi dan posisi bagi orang yang terlibat dalam pelaksanaan pencapaian tujuan, serta pembagian tugas dan jabatan sesuai dengan formasi yang telah tersusun dalam struktur tersebut.[6]
Secara sederhana untuk memberikan kemudahan dalam memahami dari beberapa teori menurut para ahli mengenai pengorganisasian dengan memberi kesimpulan ringkas bahwa pada dasarnya kata organisasi adalah kata benda yang berfungsi sebagai wadah dilakukannya pengorganisasian, sehingga perbedaannya adalah organisasi sebagai kata benda, dan pengorganisasian adalah kata kerja, atau pelaksanaan kerja di dalam organisasi adalah pengorganisasian.
B.     Pengadaan Sumber Daya Manusia dan Fasilitasnya
Proses pengadaan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk kepentingan manajemen pers dakwah, yaitu dengan pencarian dan pengumpulan tenaga kerja yang tergolong dalam predikat da’i dan mempunyai berkompeten dalam bidang jurnalistik, sehingga dalam usaha yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:[7]
1.      Penarikan pelamar; dapat dilakukan melalui audisi, iklan, atau edaran dan pengumuman melalui media informasi baik audio maupun visual seperti koran, televisi, internet, dan sebagainya.
2.      Penetapan kebutuhan pegawai; dilakukan untuk menentukan jumlah pegawai secara kualitas dan kuantitas sesuai dengan jumlah produk jurnalistik yang dihasilkan nantinya.
3.      Penyaringan calon pegawai; dimaksudkan untuk memperoleh jumlah pekerja secara kualitatif dan memenuhi kualifikasi dalam posisi yang disediakan oleh instansi atau lembaga.
Setelah dilakukan pengadaan SDM, maka masing-masing pegawai memiliki wewenang dalam melaksanakan tugasnya, menurut Mamduh M. Hanafi membagi wewenang menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:[8]
1.      Wewenang lini; dimiliki oleh manajer lini yang mengambil keputusan untuk mencapai tujuan organisasi secara langsung, dalam bagan organisasi digambarkan oleh garis yang menghubungkan manajemen puncak sampai kepada manajemen tingkat bawah.
2.      Wewenang Staf; dilakukan oleh orang atau kelompok yang memberikan jasa atau nasehat kepada manajer lini, dengan istilah staf ahli karena memiliki spesialisasi untuk memberikan nasehat kepada manajer lini (tetap berada di bawah garis koordinasi manajer lini).
3.      Wewenang fungsional; terkadang sebuah organisasi mempunyai manajer atau departemen fungsional yang memegang peranan dalam menjalankan fungsi keuangan dan akuntansi.
Dalam tahap penyaringan tenaga kerja instansi (pers dakwah), harus dilakukan penyaringan dengan mengadakan tes pengetahuan, keterampilan, kesehatan, dan akhlak, baik secara tertulis (untuk mengukur pengetahuan keterampilan), maupun wawancara psikologis (untuk mengukur akhlak, kepribadian, dan kesehatan).[9]
C.    Departementalisasi Pers Dakwah
Departementalisasi atau istilah dari pengelompokan kerja di dalam sebuah instansi atau lembaga, karena sebuah organisasi dalam skala kecil maka masih bisa untuk ditangani oleh pendiri organisasi tersebut, tetapo ketika mengalami perkembangan, maka diperlukan pembagian atau pengelompokan kerja, menurut ilmu manajemen pengelompokan dapat dibagi berdasarkan beberapa bagian pengelompokan, yaitu sebagai berikut:[10]
1.      Berdasarkan fungsi; yaitu kegiatan yang sama dikelompokkan ke dalam satu bagian tertentu.
2.      Berdasarkan produk; kegiatan dikelompokkan di sekitar produk atau sekelompok produk tertentu.
3.      Berdasarkan pelanggan; didasarkan kepada pelanggan atau pembeli produk.
4.      Berdasarkan lokasi; pengelompokan yang didasarkan pada wilayah atau lokasi.
Penyediaan formasi atau lowongan jabatan dilakukan sesuai dengan hierarki organisasi yang telah ditetapkan, upaya untuk mendapatkan tenaga kerja yang berkompeten untuk ditempatkan pada formasi yang disediakan adalah dengan upaya pengadaan pelatihan mengenai pengetahuan dan keterampilan, sehingga instansi hendaknya menyelenggarakan pelatihan singkat dan tepat untuk memenuhi kebutuhannya. Kemudian, dari hasil pelatihan tersebut dapat dilihat orang yang berkompeten untuk berada pada posisi yang tepat dalam formasi instansi yang telah dirumuskan.[11]



[1]http://www.anneahira.com/pengertian-organisasi.htm (Online: 17 April 2012).

[2]Kustadi Suhandang, Manajemen Pers Dakwah: Dari Perencanaan Hingga Pengawasan, Bandung: Marja, 2007, h. 59.

[3]J. Winardi, Teori Organisasi dan Pengorganisasian, Cetakan kedua, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003, h. 1.


[4]id.shvoong.com/writing-and-speaking/copywriting/2073164-definisi-pengorganisasian-menurut-para-ahli/ (Online: 17 April 2012).

[5]Lihat juga Muhammad Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, Jakarta: Kencana, 2006, h. 117.


[6]Kustadi Suhandang, Pengantar Jurnalistik: Seputar Organisasi, Produk & Kode Etik, Bandung: Nuansa, 2004, h. 45.

[7]Kustadi Suhandang, Manajemen Pers Dakwah…, h. 59-66.

[8]Mamduh M. Hanafi, Manajemen Edisi Revisi, Cetakan Kedua (Revisi), Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2003, h. 215.

[9]Kustadi Suhandang, Manajemen Pers Dakwah…, h. 59-66.


[10]Mamduh M. Hanafi, Manajemen Edisi Revisi…, h. 225.

[11]Kustadi Suhandang, Manajemen Pers Dakwah…, h. 66.

BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan permasalahan yang telah dirumuskan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Organisasi adalah sebuah unit kerja yang dilaksanakan oleh dua orang atau lebih secara terkoordinir dengan tujuan yang sama, kemudian pengorganisasian adalah bentuk keseluruhan dari kegiatan yang dilakukan di dalam organisasi, mulai dari pengelompokan, penempatan alat-alat, tugas, wewenang, tanggung jawab, dan sebagainya, agar dapat bergerak sebagai bentuk sebuah kesatuan untuk mencapai tujuan bersama.
2.      Pengadaan sumber daya manusia dapat dilakukan dengan cara penarikan pelamar, penetapan kebutuhan pegawai, dan penyaringan calon pegawai, yang semuanya dilandaskan pada karakter orang yang berkompeten dalam bidang jurnalistik dengan basic seorang yang mampu menyampaikan dakwah.
3.      Departementalisasi atau pengelompokan kerja dilakukan berdasarkan kebutuhan yang diperlukan, serta penyesuaian terhadap formasi yang telah dirumuskan untuk pemenuhan kebutuhan dari instansi atau lembaga.


DAFTAR PUSTAKA


Hanafi, Mamduh M., Manajemen Edisi Revisi, Cetakan Kedua (Revisi), Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2003.
J. Winardi, Teori Organisasi dan Pengorganisasian, Cetakan kedua, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003.
Munir, Muhammad, dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, Jakarta: Kencana, 2006.
Setiawan, Ebta, Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline versi 1.1, http://ebsoft.web.id
Suhandang, Kustadi, Manajemen Pers Dakwah: Dari Perencanaan Hingga Pengawasan, Bandung: Marja, 2007.
Suhandang, Kustadi, Pengantar Jurnalistik: Seputar Organisasi, Produk & Kode Etik, Bandung: Nuansa, 2004.
http://www.anneahira.com/pengertian-organisasi.htm
id.shvoong.com/writing-and-speaking/copywriting/2073164-definisi-pengorganisasian-menurut-para-ahli/

0 komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa share ya... :D