This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 04 Desember 2012

ILMU KALAM: AHL AL-SUNNAH WA AL-JAMA’AH (SALAF DAN KHALAF)


BAB I
PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang
Islam adalah agama yang bersifat universal, karena setiap ajarannya mencakup ke seluruh aspek kehidupan manusia. Semua ajaran Islam terkodifikasi di dalam kitab suci Alquran, akan tetapi Alquran memerlukan penjelasan karena Alquran bersifat global. Oleh karenanya interpretasi (penafsiran) Alquran mengalami perbedaan oleh umat Islam karena versi penafsiran sesuai dengan situasi dan kondisi umat Islam yang berbeda-beda.
Perbedaan penafsiran tersebut juga yang membuat pola pikir aliran kalam berbeda, secara umum kerangka pikir para mutakalimin ada dua, yaitu tradisional dan rasional. Mutakalimin yang berpola pikir tradisional adalah terikat pada dogma dan ayat yang mengandung arti zhanni (teks yang mengandung arti lain selain arti secara harfiah). Sedangkan mutakalimin yang berpola pikir rasional berpikir sebaliknya, mereka terikat pada dogma yang jelas dan tidak menginterpretasi ayat yang zhanni, dan mereka lebih mengutamakan akal.[1]
Dari sekian beragam jenis mutakalimin, terdapat aliran Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah (kaum yang berpegang kepada sunnah dan kaum mayoritas) [2], dan di dalamnya terdapat dua versi yang berbeda dalam mempertahankan ranah ideologi (aqidah), mereka dikenal dengan istilah khalaf dan salaf.[3] Terkait dengan masalah tersebut, dan karena materi mata kuliah yang diberikan untuk menguraikan dalam bentuk makalah, maka makalah ini diberikan judul: AHL AL-SUNNAH WA AL-JAMA’AH (SALAF DAN KHALAF).
B.     Rumusan Masalah
Terkait dengan judul makalah ini, maka pembahasan materi makalah ini dirumuskan sebagai berikut:
1.      Bagaimana pemikiran Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah (Salaf dan Khalaf)?
2.      Bagaimana perbedaan antara Salaf dan Khalaf?
3.      Apa nilai dari aliran Salaf dan Khalaf?
C.    Tujuan  Penulisan
Berdasarkan dengan perumusan masalah dari makalah ini, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Pemikiran ahl al-sunnah wa al-jama’ah (salaf dan khalaf).
2.      Perbedaan antara salaf dan khalaf.
3.      Nilai dari aliran salaf dan khalaf.



[1]Rosihon Anwar dan Abdul Razak, Ilmu Kalam, Cetakan II, Bandung: Pustaka Setia, 2003, h. 32.

[2]Abdul Aziz Dahlan, Sejarah Perkembangan Pemikiran dalam Islam bagian I: Pemikiran Teologis, Jakarta: Beunebi Cipta, 1987, h. 94.

[3]Syihab, Akidah Ahlus Sunnah Versi Salaf-Khalaf dan Posisi Asya’irah di Antara Keduanya, Jakarta: Bumi Aksara, h. 7.
 
 
 

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA: IKLIM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Teori di dalam ilmu komunikasi dapat dikategorikan multi dimensi karena mencakup segala hal terkait dinamika kehidupan sosial, hal ini didasari dengan keterkaitan komunikasi sebagai alat interaksi bagi umat manusia, sehingga dapat disimpulkan bahwa alasan keragaman teori tersebut diuraikan berdasarkan keragaman fungsi komunikasi sebagai alat interaksi tersebut yang merupakan suatu kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial.
Para pakar komunikasi melakukan berbagai penelitian terkait komunikasi yang dibangun oleh manusia sebagai alat interaksi dari berbagai aspek dan sudut pandang serta faktor yang berkaitan, termasuk dalam komunikasi antarbudaya terdapat istilah iklim komunikasi, istilah tersebut merupakan bentuk penggambaran mengenai situasi atau suasana psikologis maupun sosial yang mempengaruhi komunikasi. Interaksi antara orang-orang yang memiliki perbedaan budaya memang menimbulkan lebih banyak salah pengertian daripada keselarasan pengertian antara komunikator dengan komunikan.[1]
Dalam makalah sederhana ini mencoba untuk menguraikan pembahasan mengenai hal tersebut, sebagai bentuk pemenuhan terhadap tugas yang diberikan, serta materi yang ditawarkan dengan berlandaskan kepada beberapa literatur yang dapat dicapai, makalah ini disusun dengan judul: “IKLIM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA.”
Istilah iklim merupakan kiasan (metafora) yang diterapkan pada situasi yang berbeda dengan tujuan menyatakan suatu kemiripan, Sackmann menyatakan bahwa suatu kiasan dapat memberi gambaran yang gamblang pada tingkat kognitif, emosional, perilaku, serta menyatakan suatu bagian tertentu pada tindakan tanpa menetapkan perilaku sebenarnya dari pelaku atau orang yang melakukan, dalam hal ini komunikator.[2]
Dari uraian mengenai iklim dapat dilihat bahwa iklim komunikasi sangat bergantung pada keterbukaan, proses pembuatan keputusan bersama, kepercayaan dan pemahaman terhadap tujuan bersama, serta perasaan memiliki terhadap tujuan tersebut, dalam artian bahwa iklim komunikasi menyangkut mengenai keselarasan pemahaman antara pemberi dan penerima pesan.[3]
Sebagai pengantar dalam uraian pembahasan makalah ini, adalah berdasarkan literatur yang diperoleh mengenai iklim komunikasi antarbudaya yang dipahami dapat menghasilkan dampak positif atau negatif tergantung kepada tiga dimensi sebagai berikut:
1.      Perasaan positif terhadap komunikan
2.      Pengetahuan tentang komunikan
3.      Perilaku atau tindakan terhadap komunikan

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan literatur yang diperoleh, perumusan masalah yang menyesuaikan dengan materi pembahasan yang diuraikan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana Perasaan positif terhadap komunikan?
2.      Bagaimana Pengetahuan tentang komunikan?
3.      Bagaimana Perilaku atau tindakan terhadap komunikan?

C.    Tujuan Penulisan
Adapun pembahasan yang diuraikan dalam makalah ini terkait dengan permasalahan yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut:
1.      Perasaan positif terhadap komunikan
2.      Pengetahuan tentang komunikan
Perilaku atau tindakan terhadap komunikan



[1]Stewart L. Tubbs-Sylvia Moss, Human Communication: Konteks-Konteks Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rodaskarya, 2001, h. 240.

[2]http://aaipoel.wordpress.com/2007/06/07/komunikasi-organisasi-dan-motivasi/ (Online: 9 Oktober 2012)

[3]http://brataashia.blogspot.com/2011/06/memahami-teori-iklim-komunikasi.html (Online: 9 Oktober 2012)

Senin, 11 Juni 2012

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI: HAKIKAT KEHADIRAN MEDIA DAN PENANGGULANGAN KEKERASAN MEDIA


A.    Pendahuluan
Era kemajuan teknologi sebagai lambang globalisasi tidak terkecuali dengan perkembangan media sebagai sarana komunikasi, sehingga media turut berpartisipasi dalam kemajuan zaman atau modernisasi, karena untuk memperoleh informasi di tengah kemajuan teknologi menjadi lebih mudah, tanpa dibatasi ruang ataupun waktu.
Tetapi kemajuan media yang dipengaruhi unsur kemajuan teknologi tersebut bukan berarti melepaskan sisi negatif yang selalu bersama dengan sisi positif yang dibawa oleh perkembangan media, karena tidak sedikit dampak negatif yang ditimbulkan akibat kemudahan dan kebebasan dalam memperoleh atau membagi informasi tersebut melalui media.
Disebabkan alasan logis tersebut,  diperlukan pembahasan mengenai sisi positif dan negatif dari media tersebut, serta dalam lingkup filsafat, pemahaman terhadap hakikat dari media sangat diperlukan, sehingga perumusan tersebut ingin dituangkan ke dalam makalah sederhana ini, dengan harapan dapat bermanfaat dan mencapai tujuan yang diharapkan dalam pembuatan makalah ini, yaitu pemahaman terhadap media dari sisi positif dan negatif, serta memberikan tawaran solusi untuk diimplementasikan.

Selasa, 29 Mei 2012

MEDIA KOMUNIKASI: DAMPAK SOSIAL DAN KULTURAL (TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI)


 A.    Pembahasan
1.      Deskripsi Teknologi Informasi dan Komunikasi
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information and Communication Technologies (ICT), mencakup dua terminologi yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media.[1]
Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani, technologia, techne yang berarti “keahlian” dan logia yang berarti “pengetahuan”, dalam pengertian yang sempit, teknologi mengacu pada objek benda yang dipergunakan untuk kemudahan aktivitas manusia, seperti mesin, perkakas, atau perangkat keras. Kata teknologi sering menggambarkan penemuan dan alat yang menggunakan prinsip dan proses penemuan saintifik yang baru ditemukan.
Dalam pengertian yang lebih luas, teknologi dapat meliputi pengertian sistem, organisasi, juga teknik, tetapi dengan perkembangan dan kemajuan zaman, pengertian teknologi menjadi semakin meluas, sehingga saat ini teknologi merupakan sebuah konsep yang berkaitan dengan jenis penggunaan dan pengetahuan tentang alat dan keahlian, dan dapat memberikan pengaruh pada kemampuan manusia untuk mengendalikan dan mengubah sesuatu yang ada di sekitarnya.

METODOLOGI PENELITIAN KOMUNIKASI: APLIKASI RISET KOMUNIKASI (SURVEI DAN ANALISIS HISTORIS)


A.    Metode Penelitian Survei
1.      Deskripsi Penelitian Survei
Secara etimologi, survei atau dalam bahasa Inggris disebut survey dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English diterjemahkan sebagai berikut:[1]
a.       To look carefully at all of something or somebody, especially from a distance (untuk melihat atau memperhatikan secara seksama kepada sesuatu atau seseorang terutama dari jarak jauh).
b.      To study and describe the general condition of something (untuk mempelajari dan menggambarkan kondisi umum dari sesuatu)
c.       To examine and record the area and features of a piece of land by measuring and calculating (untuk menguji dan merekam sebuah kawasan atau daerah beserta keistimewaan atau ciri-ciri kawasan tersebut dengan mengukur dan menghitung)
d.      To examine a building, etcetera to make sure that is structure is in good condition (untuk menguji sebuah bangunan dan sebagainya, untuk memastikan struktur bangunan dalam keadaan baik)
e.       To investigate the behaviour, opinions, etcetera of a group of people, usually by questioning them (untuk menyelidiki perilaku, pendapat, dan sebagainya dari sekelompok orang, biasanya dengan memberi pertanyaan kepada mereka).

PRINSIP DESAIN PESAN: DEFINISI, PROSES, DAN UNSUR PERENCANAAN



A.    Definisi Perencanaan
Menurut Harold Kootz dan Cyril O. Donell, perencanaan didefinisikan sebagai persiapan yang teratur dari setiap usaha yang mewujudkan atau mencapai tujuan atau tujuan-tujuan yang telah ditentukan, kemudian makna dari persiapan adalah istilah yang tidak hanya berarti suatu proses karya yang harus dimulai dan selesai sebelum usaha dimulai, tetapi setelah usaha dimulai perencanaan masih tetap berlanjut sehingga menjadi sebuah proses karya yang berjalan terus seiring dengan jalannya suatu kegiatan.
Perencanaan merupakan langkah kedua setelah seseorang mampu mengidentifikasi masalah dari hasil penelitian yang intensif atau hasil pengumpulan data yang sederhana, kemudian perencanaan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk meletakkan arah dan tindakan yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan tertentu, hal ini disebabkan perencanaan selalu berkaitan dengan maksud dan tujuan.

TEKNIK PRODUKSI ACARA TELEVISI: NASKAH PAKET


NASKAH PAKET

MATA ACARA                    : JELAJAH WISATA ALAM PALANGKA RAYA
DURASI                                : 20’
TANGGAL SHOT               : 20 MEI 2012
TANGGAL TAYANG        : 25 MEI 2012
PROD/ PA                             : RAFIQI MAHDI


NO
AUDIO
VIDEO
DURASI
1
PEMIRSA/ SAAT INI SAYA BERADA DI PINTU GERBANG ARBORETUM NYARU MENTENG// ARBORETUM INI MERUPAKAN SEBUAH KAWASAN PELESTARIAN KAYU-KAYU HUTAN YANG ADA DI KALIMANTAN TENGAH// SELAIN ITU/ DI TEMPAT INI KITA DAPAT MELIHAT SATWA-SATWA LANGKA YANG HAMPIR PUNAH//UNTUK ITU MARI KITA LIHAT BERSAMA-SAMA// KARANTINA ORANG UTAN YANG ADA DI ARBORETUM INI MERUPAKAN SEBUAH YAYASAN DI BAWAH “BOS”…// YAYASAN INI BERINDUK DI AMERIKA SERIKAT YANG SECARA KHUSUS MENANGANI SATWA LANGKA SEPERTI ORANG UTAN// ORANG UTAN YANG ADA DI KARANTINA INI DIDAPAT DARI MASYARAKAT MAUPUN PEMERINTAH// PENYERAHAN ORANG UTAN DARI MASYARAKAT MAUPUN YANG DITANGKAP SECARA LIAR TENTUNYA MELALUI PROSES///
PENYIAR
PALANGKA RAYA
3’
2

IKLAN KOMERSIL
5’
3
ARBORETUM NYARU MENTENG TERLETAK DI SEBELAH TIMUR JALAN TJILIK RIWUT KM 28 DARI KOTA PALANGKA RAYA MENUJU KOTA SAMPIT// DIBANGUN PADA TAHUN 1988/ MERUPAKAN EKS AREAL HPH/ YANG TELAH DIEKSPLOITASI PADA TAHUN 1974 DENGAN LUAS 65 KOMA DUA (HA) DAN MERUPAKAN KAWASAN PELESTARIAN PLASMA NUFTAH EKOSISTEM HUTAN RAWA/ TERMASUK KE DALAM TYPE HUTAN TROPIKA DATARAN RENDAH/ DENGAN KONDISI TANAH BERAWA DAN BERGAMBUT// JENIS TANAH TERDIRI DARI ALLUVIAL/ ORGANOSOL/ PASIR KUARSA DENGAN DRAINASE TERGENANG/ MENJADIKAN SEBUAH HUTAN YANG BERISIKAN BERBAGAI JENIS POHON/ DAN SERING DIJADIKAN OBYEK PENELITIAN/ DAN MENJADI TEMPAT BERKUMPULNYA BERBAGAI JENIS BURUNG DAN SATWA LAINNYA///
VCR START/VIDEO
PALANGKA RAYA
3’
3

IKLAN KOMERSIL
5’
4
MASUK KE DALAM HUTAN/ KITA AKAN DISAMBUT DENGAN TANAH YANG BERUPA GAMBUT// JALAN YANG DIGUNAKAN BERUPA JEMBATAN-JEMBATAN KAYU YANG MENGELILINGI AREAL HUTANNYA// DI DALAM HUTAN/ KITA DAPAT MERASAKAN UDARA YANG SEJUK DAN MASIH SEGAR/ DAN JUGA BISA MENDENGARKAN KICAUAN BURUNG/ DAN JIKA BERUNTUNG BISA BERTEMU DENGAN UWAK-UWAK/ SALAH SATU JENIS KERA YANG HANYA TERDAPAT DI SINI/ BINATANG TERSEBUT TERMASUK JUGA SATWA YANG DILINDUNGI// DI HUTAN INI JUGA BISA DIJUMPAI TUMBUH-TUMBUHAN ATAU BUNGA YANG JARANG DITEMUI//
VCR START/VIDEO
PALANGKA RAYA
3’

KITA BERHARAP MELALUI HUTAN DENGAN BERBAGAI JENIS TANAMAN DAN SATWA SPESIFIK TERSEBUT MENJADI DAYA PIKAT WISATAWAN UNTUK BISA DATANG  KE KOTA INI
ANNA MENNUR
KEPALA BIDANG KEPARIWISATAAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
1’

NAH/ PEMIRSA TADI KITA TELAH MELIHAT SATWA LANGKA YANG HAMPIR PUNAH DI BUMI KALIMANTAN TENGAH// IRONIS BILA MASYARAKAT MASIH “MENYIKSA” ORANG UTAN YANG ADA//
PENYIAR

TEKNIK PRODUKSI ACARA TELEVISI: CONTOH NASKAH BERITA


NAMA           :   RAFIQI MAHDI
JUDUL          :   KEBAKARAN DI BANJARMASIN UTARA
TUGAS          :   TEKNIK PRODUKSI ACARA TELEVISI
DOSEN          :   AHMAD YANI, S.SOS

Senin, 28 Mei 2012

TEKNIK PRODUKSI ACARA TELEVISI: TEKNIK PRODUKSI ACARA TV


NAMA                        : RAFIQI MAHDI
NIM                            : 090 311 0281
MATA KULIAH        : TEKNIK PRODUKSI ACARA TV
HARI/TANGGAL     : JUM’AT/ 25 MEI 2012
DOSEN                      : AHMAD YANI, S.Sos
 


ACARA                        : DIALOG POLITIK
TEMA                           : KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KUOTA BBM
TGL START                : 12 JUNI 2012
TGL PRODUKSI        : 12 JUNI 2012
JAM START                : 20.00 – 21.00 WIB

PERALATAN            : KAMERA, KOMPUTER, DLL
PA / ASS PA               : UMAR/ZAKY
PRODUSER               : RAFIQI MAHDI
KETERANGAN        : LIVE
TEMPAT                    : STUDIO 1 TVRI KALTENG

Sabtu, 05 Mei 2012

HADIS NABI SAW TENTANG KORUPSI


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini, tidak asing bagi warga negara Indonesia dengan istilah korupsi, kolusi, dan nepotisme, yang merupakan corak dari warna pemerintahan di negara Indonesia. Sehingga di dalam dinamika kehidupan hal tersebut seakan lumrah terjadi, tanpa terpikir bahwa hal tersebut akan menimbulkan kerugian bagi pelaku atau korban.
Setiap perkara yang berbau negatif tentu merupakan larangan di dalam ajaran agama, terutama bagi agama Islam yang menjunjung tinggi solidaritas dan kepentingan bersama, menyangkut hal tersebut merupakan sebuah hal yang tidak mendapatkan toleransi dari sisi hukum agama ataupun hukum negara. Rasulullah SAW yang menjadi panutan umat Islam telah memberikan ajaran serta tuntunan dalam setiap hal terkait aspek kehidupan manusia secara menyeluruh.
Permasalahan korupsi tidak luput dalam pembahasan Rasulullah, sehingga di dalam hadisnya terdapat larangan mengenai hal yang merugikan tersebut. Oleh karenanya, sebagai integritas dengan pembahasan mata kuliah Hadis I, makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dispensasi yang telah diberikan dan dengan mengangkat judul: “Hadis Nabi SAW tentang Korupsi.”
B.     Rumusan Masalah
Sebagai usaha mengarahkan pembahasan di dalam makalah ini, maka dirumuskan sebagai berikut:
1.      Bagaimana redaksi Hadis tentang larangan menyuap?
2.      Bagaimana redaksi Hadis tentang larangan bagi pejabat untuk menerima hadiah?

C.    Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Redaksi Hadis tentang larangan menyuap.
2.      Redaksi Hadis tentang larangan pejabat menerima hadiah.

 

Selasa, 24 April 2012

PENGORGANISASIAN PERS DAKWAH


BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Manusia dengan segala potensi yang dimiliki sebagai bentuk dari anugerah Tuhan Sang Pencipta selalu berkembang dengan kesesuaian terhadap kondisi atau situasi yang terjadi secara otomatis. Hal tersebut merupakan bagian dari perkembangan pengetahuan dan hasil dari pemberdayaan pola pikir yang secara tradisi dan fakta sejarah telah terjadi dari beberapa periode dan dekade.
Perkembangan pengetahuan dalam bentuk teori tersebut adalah penggambaran analisis yang tepat dalam pemahaman terhadap suatu masalah tertentu yang kemudian dikembangkan ke dalam berbagai bidang atau aspek kehidupan manusia melalui tradisi lisan dan tulisan, salah satu bentuk di antara sekian banyaknya manfaat yang dapat dirasakan adalah kajian dalam bidang manajemen.
Disiplin ilmu manajemen, dalam hal ini dapat diaplikasikan ke dalam berbagai bidang, karena fungsi dan tujuan dari manajemen itu sendiri adalah untuk mengatur dan menata dengan sebaik-baiknya sesuatu tersebut menjadi lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan, karena dalam kajian manajemen adalah penyesuaian terhadap perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengendalian, diteruskan dengan evaluasi.
Salah satu bentuk integritas ilmu manajemen terhadap disiplin ilmu lainnya adalah implementasi ilmu manajemen terhadap kajian dakwah versi Islam, karena merupakan bentuk strategi yang dilakukan untuk keberhasilan dalam penyampaian dakwah, salah satu bentuknya adalah kajian terhadap manajemen pers dakwah.
Pers dakwah adalah merupakan sebuah institusi ke-dakwah-an sebagai bentuk strategi pencapaian keberhasilan dalam menyampaikan dakwah dengan metode yang berbeda dengan metode Rasulullah, tetapi masih dengan tujuan yang sama yaitu penyampaian ajaran Islam kepada semua orang dan menegakkan kalimat Allah di seluruh permukaan bumi.
Keberadaan kajian manajemen pers dakwah sendiri bertujuan untuk efektifitas pelaksanaan kegiatan dakwah islamiyah melalui jurnalistik, yang diatur sedemikian rupa agar memperoleh keberhasilan dengan perwujudan tujuan tersebut, agar aktivitas dakwah dan kegiatan jurnalistik saling bersinergi dalam pencapaian tujuan untuk menegakkan agama Islam.
Makalah sederhana ini merupakan bentuk kecil dengan upaya pemberian kontribusi terhadap khazanah[1] keilmuan secara akademik, serta pengayaan pengetahuan secara umum, sekaligus memenuhi tuntutan akademik untuk menguraikan permasalahan mengenai manajemen pers dakwah dengan materi yang ditawarkan adalah pengorganisasian pers dakwah, sehingga makalah ini mengangkat judul: “PENGORGANISASIAN PERS DAKWAH.”
B.     Rumusan Masalah
Permasalahan yang ingin diuraikan di dalam makalah sederhana ini dirumuskan ke dalam beberapa point sebagai berikut:
1.      Bagaimana deskripsi organisasi dan pengorganisasian?
2.      Pengadaan sumber daya manusia dan fasilitasnya?
3.      Bagaimana departementalisasi dalam Pers Dakwah?

C.    Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun untuk dapat memberikan penjelasan terhadap permasalahan yang telah dirumuskan, yaitu sebagai berikut:
1.      Deskripsi organisasi dan pengorganisasian.
2.      Pengadaan sumber daya manusia dan fasilitasnya
3.      Departementalisasi dalam Pers Dakwah



[1]Diterjemahkan sebagai bentuk kekayaan, harta benda, barang yang dimiliki, lihat Ebta Setiawan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline versi 1.1, http://ebsoft.web.id 

Senin, 05 Maret 2012

PPMDI: GERAKAN PEMBARUAN DI INDONESIA (MUHAMMADIYAH DAN PERSIS)

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Kehidupan manusia yang dinamis akan selalu bergerak dan berkembang, begitu juga dengan pemikiran-pemikiran yang melahirkan perubahan dalam berbagai bidang atau sendi kehidupan manusia, baik di bidang ekonomi, politik, maupun agama. Sehingga tidak menjadi sesuatu yang aneh atau mengherankan kemunculan para pemikir yang bertujuan untuk berusaha melahirkan situasi baru sebagai bentuk tujuan memperbaharui situasi atau kondisi sebelumnya menjadi lebih baik.
Pola pikir atau patterned thinking tersebut juga menjalar ke Indonesia, dengan munculnya organisasi-organisasi pergerakan Islam yang bertujuan untuk merubah keadaan umat Islam yang dipandang pragmatis[1] atau cenderung tidak mau memahami keadaan yang memerlukan relevansi interpretasi terhadap kekuatan yang masuk dari luar dengan tujuan berusaha melemahkan iman.
Dengan berdasarkan paradigma tersebut, banyak pergerakan Islam mengacu kepada semangat dakwah islamiyah bermunculan, dilahirkan oleh para tokoh pembaharuan Islam yang bertujuan memberikan perlawanan terhadap tekanan para orientalis yang ingin melemahkan iman umat Islam di Indonesia, baik yang bersifat damai dan menjunjung perdamaian atau gerakan radikal yang bersifat keras terhadap penyimpangan yang terjadi.
Gerakan pemikiran di Indonesia lahir karena inisiatif dan usaha aktivis Islam dan para tokoh pembaharuan Islam, seperti yang dilakukan oleh gerakan “Muhyi al-Tsaris Salaf” yang didirikan oleh Ibn Taimiyah (1263-1328) dengan tujuan membangkitkan kembali ajaran lama, yaitu ajaran para sahabat dan tabi’in, serta ajaran Ahmad ibn Hanbal yang selalu mempraktekkan ijtihad dan anti kemusyrikan, dengan berpedoman kepada Alquran dan Hadis.[2]
Kemudian, setelah kerajaan Saudi Arabia disatukan di bawah kalimat tauhid yang dipelopori oleh raja Abdul Aziz bin Abd Rahman al-Saud, karena perhatiannya terhadap kondisi umat Islam di seluruh dunia menjadikan inisiatif untuk menyebarkan kalimat tauhid ke seluruh dunia dan mengembalikan seluruh umat Islam kembali kepada ajaran Alquran dan Hadis.[3]
Karena semangat dan hasil inisiatif dari raja Abdul Aziz tersebut, di Indonesia juga bermunculan gerakan pembaharuan Islam yang berlandaskan kepada kalimat tauhid, dengan tujuan mengembalikan umat Islam kepada sunnah Nabi SAW, sehingga semangat untuk mengadakan pembaharuan tersebut yang menjadi pedoman umat Islam yang ingin mengadakan perubahan bagi kondisi umat Islam pada masa tersebut dan bentuk perlawanan terhadap kolonial Belanda yang sedikit banyak merusak akidah umat Islam di Indonesia, di antara sekian banyak organisasi pergerakan Islam yang lahir di Indonesia tersebut salah satu di antaranya adalah Muhammadiyah dan Persis (Persatuan Islam).
Berkaitan dengan materi yang ditawarkan di dalam mata kuliah PPMDI (Perkembangan Pemikiran Modern di Dunia Islam), untuk membahas mengenai organisasi pergerakan Islam di Indonesia yaitu Muhammadiyah dan Persis, maka di dalam makalah ini membahas mengenai materi yang ditawarkan, sehingga makalah ini mengangkat judul: GERAKAN PEMBAHARUAN DI INDONESIA (MUHAMMADIYAH DAN PERSIS).
B.     Rumusan Masalah
Agar pembahasan di dalam makalah ini dapat lebih fokus, maka makalah ini dirumuskan sebagai berikut:
1.      Bagaimana profil Muhammadiyah dan Persis?
2.      Bagaimana konsep pergerakan Muhammadiyah dan Persis?

C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk menguraikan pembahasan sebagai berikut:
1.      Profil Muhammadiyah dan Persis.
2.      Konsep pergerakan Muhammadiyah dan Persis.
D.    Metode Penulisan
Secara umum, metode penulisan yang diterapkan di dalam makalah ini adalah termasuk metode kepustakaan (library research), yaitu penulisan yang di dalam pelaksanaannya menggunakan literatur kepustakaan, baik berupa buku, catatan, atau laporan hasil penelitian.[4] Dan setelah masalah dirumuskan, maka langkah berikutnya adalah mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoritis.[5]
Di dalam penyusunan makalah ini dalam pengambilan kutipan untuk dijadikan catatan untuk membantu sumber data atau bahan bacaan yang kemudian disusun dengan menggunakan beberapa pendekatan, di antaranya di dalam tata cara mengutip adalah dengan beberapa hal sebagai berikut:[6]
1.      Sebelum membaca dan mengutip dari buku teks, melihat terlebih dahulu daftar indeks isi di belakang atau di depan buku tersebut, untuk mencari hal-hal yang berkenaan dengan materi yang dikutip.
2.      Jika mengutip dari majalah ilmiah, leaflet, dan sebagainya, melihat terlebih dahulu judul dari artikel.
3.      Membaca secara keseluruhan dari tulisan yang ingin dikutip.
4.      Setelah dibaca keseluruhan, maka dibaca kembali secara seksama untuk membaca catatan yang diperlukan.
Maksud dengan penerapan metode kepustakaan di dalam makalah ini adalah agar dapat mengetahui semua sumber literatur yang dapat dijadikan referensi, terutama mengenai pembahasan terkait dengan perumusan masalah, sehingga dapat memberikan kekuatan argumen di dalam penulisan karena memiliki sumber yang jelas.
Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat deduktif dan deskriptif, deduktif maksudnya membahas suatu permasalahan dari yang bersifat umum menuju pembahasan yang bersifat khusus, dan deskriptif maksudnya penggambaran secara apa adanya dengan cara penalaran, dalam hal ini berarti akan dipaparkan secara apa adanya sumber literatur mengenai Muhammadiyah dan Persis beserta komentar yang diperoleh secara apa adanya.
E.     Batasan Masalah
Dalam batasan masalah ini dimaksudkan memberikan pembatasan terhadap pembahasan yang diuraikan, misalnya terdapat kekurangan di dalam metode penulisan yang dilakukan, maka hal tersebut merupakan alasan karena makalah ini tidak sepenuhnya penelitian, melainkan pemaparan bahasan dalam bentuk makalah, yang terkait perumusan masalah dengan mencoba mengaplikasikan metode penulisan yang dipahami dari bahan bacaan tentang metodologi penelitian.



[1]Berkaitan dengan percaya bahwa kebenaran atau nilai suatu ajaran (paham, doktrin, pernyataan, ucapan, dan sebagainya) bergantung pada penerapannya bagi kepentingan manusia. Lihat Ebta Setiawan, KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) Versi Offline, Freeware copyright 2010.


[2]Dadan Wildan, Yang Da’i Yang Politikus: Hayat dan Perjuangan Lima Tokoh Persis, Cetakan kedua, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999, h. 3-4.

[3]Pusat informasi dan komunikasi Islam di Indonesia, Penunjang Aktivitas Dakwah di Asia Tenggara: Seputar Organisasi Islam Menghadapi Serangan Budaya Zaman, versi ebook download, 2002, www.alislam.or.id


[4]M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002, h. 11.

[5]Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010,     h. 18.

[6]Moh. Nazir, Metode Penelitian, Cetakan keenam, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2005,    h. 104.