BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Rasulullah Muhammad SAW disepakati
oleh seluruh umat Muslim sebagai panutan dan teladan, sesuai dengan yang
tercantum dan telah dikodifikasi di dalam Alquran maupun Hadis dari beliau.
Hal ini berdasarkan dengan apa yang telah beliau lakukan kepada masyarakat Arab
secara umum, umat Islam secara khusus, dan memberikan kontribusi tersendiri
bagi umat sesudahnya.
Berpaling melihat lembaran sejarah
Islam, Rasulullah SAW dapat dijadikan sebagai pejuang dakwah terhebat, bahkan
Michael H. Hart menjadikan beliau sebagai orang nomor satu di dalam kategori
tokoh yang paling berpengaruh di dalam sejarah, dengan alasan bahwa beliau
adalah orang yang paling berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik dilihat
pada ukuran agama atau lingkup duniawi.[1]
Sebuah fakta sejarah yang tentunya
sangat menarik untuk dikaji, sehingga dengan berkaitan memenuhi tugas
dispensasi pada mata kuliah Filsafat Dakwah, materi yang di tawarkan adalah
pembahasan tentang metode dakwah Rasulullah, sehingga dengan segenap kemampuan
dan pengetahuan yang dimiliki, maka makalah ini disusun dengan judul: METODE
DAKWAH RASULULLAH SAW.
B.
Rumusan Masalah
Agar membuat pembahasan di dalam
makalah ini berstruktur dan sistematis, maka makalah ini dirumuskan untuk
membahas beberapa point berikut:
- Apa definisi metode dakwah menurut Alquran?
- Bagaimana metode dakwah Rasulullah?
C.
Tujuan Penulisan
Seperti yang telah dirumuskan, maka
makalah ini membahas permasalahan sebagai berikut:
- Definisi metode dakwah.
- Metode dakwah Rasulullah.
[1]Michael H. Hart, Seratus Tokoh
Paling Berpengaruh dalam Sejarah, pent. Mahbub Junaidi, Jakarta: Dunia
Pustaka Jaya, 1982, h. 6.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Metode Dakwah Menurut Alquran
Metode dakwah adalah cara-cara
tertentu yang dilakukan oleh pelaku dakwah kepada sasaran dakwah (masyarakat)
untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang, maksudnya
adalah dakwah harus disertai dengan suatu pandangan human oriented (menempatkan
penghargaan yang mulia atas diri manusia).[1]
Hal ini dapat dihubungkan dengan salah satu tujuan dakwah secara esensi yang dapat
dipahami merupakan upaya yang memberikan solusi dari ajaran Islam terhadap segala
permasalahan hidup yang terkait dengan segala aspek kehidupan yang beraneka
ragam.[2]
Dalam beberapa literatur terkait
pembahasan tentang metode dakwah menurut Alquran, umumnya merujuk kepada surah
an-Nahl (16) ayat 125 sebagai berikut:
Artinya: “Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”[3]
Dari
pernyataan ayat tersebut di atas, dapat dipahami bahwa metode di dalam Alquran
adalah dengan al-hikmah, al-mau’idzah al-hasanah, dan mujadalah
bi al-lati hiya ahsan, dan masing-masing dari metode tersebut mempunyai
pengertian dan maksud tertentu sebagai metode dakwah yang diajarkan Allah
kepada umat manusia.[4]
B.
Metode Dakwah Rasulullah
Setelah memahami metode dakwah yang
tertera di dalam Alquran, dapat dipahami bahwa metode dakwah yang digunakan
oleh Rasulullah adalah metode yang sesuai dengan yang tertera di dalam Alquran,
dengan melalui pendekatan-pendekatan tertentu, sehingga dalam catatan sejarah
dakwah Islam, Rasulullah merupakan tokoh utama dalam penyebaran agama Islam di
kalangan masyarakat Arab, selain dakwah yang juga dilaksanakan oleh nabi
sebelum Rasulullah kepada kaumnya.
Cara atau metode yang disampaikan
oleh Rasulullah agar tujuan dakwah dapat tercapai adalah dengan mengambil
langkah-langkah gemilang yang tercatat di dalam sejarah, di antara
langkah-langkah beliau dalam penyampaian dakwah adalah dengan melalui beberapa
tahapan sebagai berikut:[5]
1.
Tahapan dakwah secara rahasia selama tiga
tahun;
2.
Tahapan dakwah secara terbuka terhadap penduduk
Mekkah, sejak tahun keempat kenabian hingga akhir tahun kesepuluh kenabian; dan
3.
Tahapan dakwah di luar Mekkah, berlangsung dari
akhir tahun kesepuluh kenabian hingga hijrah ke Madinah.
Dengan melalui metode yang tertera
di dalam Alquran, Rasulullah menerapkan beberapa pendekatan dalam aplikasi
penggunaan metode tersebut, metode tersebut adalah sebagai berikut:[6]
1.
Pendekatan personal; dilakukan dengan cara
individual antara pelaku dakwah dan sasaran dakwah dengan tatap muka sehingga
materi yang disampaikan langsung diterima dan menimbulkan reaksi dari sasaran
dakwah yang langsung diketahui.
2.
Pendekatan pendidikan; dilakukan seiring dengan
masuk islamnya para sahabat, dan hingga sekarang hal tersebut masih teraplikasi
pada lembaga pendidikan pesantren, yayasan bernuansa Islam, atau perguruan
tinggi yang terdapat materi-materi keislaman.
3.
Pendekatan diskusi; dilakukan oleh pelaku
dakwah sebagai nara sumber, dan sasaran dakwah sebagai audience (peserta
diskusi), dengan tujuan dari diskusi tersebut membahas serta menemukan solusi
dari problematika yang berkaitan dengan dakwah sehingga dapat diselesaikan.
4.
Pendekatan penawaran; dilakukan dengan menawarkan
atau mengajak untuk beriman kepada Allah SWT tanpa memaksa (persuasif).
5.
Pendekatan
misi; dilakukan dengan mengutus atau mengirimkan para pelaku dakwah ke daerah
di luar tempat berdomisili (ekspansi).
Dengan memperhatikan beberapa hal
yang telah diuraikan mengenai metode dakwah Rasulullah, dapat dijadikan sebagai
pelajaran kepada umat Islam dalam pelaksanaan dakwah memerlukan beberapa faktor
sebagai berikut:[7]
1.
Mengembangkan pola pikir dan wawasan keilmuan;
2.
Pola pikir dan wawasan yang luas tersebut
mempengaruhi kepribadian, sehingga tidak mudah terlarut dengan sikap-sikap
negatif;
3.
Mampu menguraikan materi sesuai dan relevan
dengan kebutuhan masyarakat.
[1]Tim Penyusun Rahmat Semesta, Metode
Dakwah, Jakarta: Kencana, 2003, h. 7-8.
[2]Siti Zainab, Harmonisasi Dakwah
dan Komunikasi, Banjarmasin: Antasari Press, 2009, h. 32.
[3]Muhammad Taufiq, Quran in the Word Version 1.2.0. (16) : 125.
[4]Asep Muhiddin, Dakwah
dalam Perspektif Alquran: Studi Kritis atas Visi, Misi, dan Wawasan,
Bandung: Pustaka Setia, 2002, h. 162.
[5]Wahyu Ilaihi dan
Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta: Kencana Premedia
Group, 2007, h. 48-50.
[6]Tim Penyusun Rahmat Semesta, Metode
Dakwah..., h. 22-23.
[7]Rafi’udin dan Maman Abd Djaliel, Prinsip
dan Strategi Dakwah, Bandung: Pustaka Setia, 1997, h. 79-80.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan singkat makalah ini,
dapat dipahami bahwa pembahasan masalah yang telah diuraikan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1.
Metode dakwah yang tertera di dalam Alquran
adalah al-hikmah, mau’idzah al-hasanah, mujadalah bi al-lati
hiya ahsan, dengan pengertian tertentu dan interpretasi yang berbuah
terhadap metode yang seharusnya digunakan oleh pelaku dakwah.
2.
Metode yang digunakan oleh nabi Muhammad SAW
adalah metode sesuai dengan yang tercantum di dalam Alquran, dengan aplikasi
menggunakan pendekatan-pendekatan tertentu melalui beberapa tahapan, sehingga
menjadikan beliau sebagai seorang pelaku dakwah yang berhasil meraih kesuksesan
dalam melaksanakan dakwah Islam.
B.
Saran
Sebagai manusia, tentu merupakan hal
biasa melakukan salah dan lalai, akan tetapi akan menjadi tidak biasa tanpa ada
perbaikan, sehingga makalah ini dengan kesadaran diri mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dalam rangka upaya perbaikan untuk kesempatan yang akan
datang, karena tidak menutup kemungkinan ketelitian dalam pembuatan tidak
sesuai dengan penilaian, sehingga interaksi sosial sangat terkait dalam
hubungan kekerabatan dengan saling memberi keuntungan (simbiosis mutualisme).
Tanpa mengurangi rasa hormat, permohonan maaf merupakan bentuk simbolis sebuah
kesadaran diri yang tidak terlepas dari rasa salah dan lalai.
BIBLIOGRAFI
Ilaihi,
Wahyu, dan Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta: Kencana
Premedia Group, 2007.
Muhiddin,
Asep, Dakwah dalam Perspektif Alquran: Studi Kritis atas Visi, Misi, dan
Wawasan, Bandung: Pustaka Setia, 2002, h. 162.
Rafi’udin dan Maman
Abd Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, Bandung: Pustaka Setia, 1997.
Taufiq,
Muhammad, Quran in the Word Version
1.2.0.
Tim Penyusun Rahmat
Semesta, Metode Dakwah, Jakarta: Kencana, 2003.
Zainab, Siti, Harmonisasi
Dakwah dan Komunikasi, Banjarmasin: Antasari Press, 2009.
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa share ya... :D