Minggu, 04 Maret 2012

Filsafat Dakwah: METODE DAKWAH RASULULLAH SAW

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Rasulullah Muhammad SAW disepakati oleh seluruh umat Muslim sebagai panutan dan teladan, sesuai dengan yang tercantum dan telah dikodifikasi di dalam Alquran maupun Hadis dari beliau. Hal ini berdasarkan dengan apa yang telah beliau lakukan kepada masyarakat Arab secara umum, umat Islam secara khusus, dan memberikan kontribusi tersendiri bagi umat sesudahnya.
Berpaling melihat lembaran sejarah Islam, Rasulullah SAW dapat dijadikan sebagai pejuang dakwah terhebat, bahkan Michael H. Hart menjadikan beliau sebagai orang nomor satu di dalam kategori tokoh yang paling berpengaruh di dalam sejarah, dengan alasan bahwa beliau adalah orang yang paling berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik dilihat pada ukuran agama atau lingkup duniawi.[1]
Sebuah fakta sejarah yang tentunya sangat menarik untuk dikaji, sehingga dengan berkaitan memenuhi tugas dispensasi pada mata kuliah Filsafat Dakwah, materi yang di tawarkan adalah pembahasan tentang metode dakwah Rasulullah, sehingga dengan segenap kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, maka makalah ini disusun dengan judul: METODE DAKWAH RASULULLAH SAW.
B.     Rumusan Masalah
Agar membuat pembahasan di dalam makalah ini berstruktur dan sistematis, maka makalah ini dirumuskan untuk membahas beberapa point berikut:
  1.  Apa definisi metode dakwah menurut Alquran? 
  2. Bagaimana metode dakwah Rasulullah?

C.    Tujuan Penulisan
Seperti yang telah dirumuskan, maka makalah ini membahas permasalahan sebagai berikut:
  1. Definisi metode dakwah. 
  2. Metode dakwah Rasulullah.



[1]Michael H. Hart, Seratus Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah, pent. Mahbub Junaidi, Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1982, h. 6.


BAB II
PEMBAHASAN


A.    Metode Dakwah Menurut Alquran
Metode dakwah adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh pelaku dakwah kepada sasaran dakwah (masyarakat) untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang, maksudnya adalah dakwah harus disertai dengan suatu pandangan human oriented (menempatkan penghargaan yang mulia atas diri manusia).[1] Hal ini dapat dihubungkan dengan salah satu tujuan dakwah secara esensi yang dapat dipahami merupakan upaya yang memberikan solusi dari ajaran Islam terhadap segala permasalahan hidup yang terkait dengan segala aspek kehidupan yang beraneka ragam.[2]
Dalam beberapa literatur terkait pembahasan tentang metode dakwah menurut Alquran, umumnya merujuk kepada surah an-Nahl (16) ayat 125 sebagai berikut:


Artinya:     “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.[3]

Dari pernyataan ayat tersebut di atas, dapat dipahami bahwa metode di dalam Alquran adalah dengan al-hikmah, al-mau’idzah al-hasanah, dan mujadalah bi al-lati hiya ahsan, dan masing-masing dari metode tersebut mempunyai pengertian dan maksud tertentu sebagai metode dakwah yang diajarkan Allah kepada umat manusia.[4]
B.     Metode Dakwah Rasulullah
Setelah memahami metode dakwah yang tertera di dalam Alquran, dapat dipahami bahwa metode dakwah yang digunakan oleh Rasulullah adalah metode yang sesuai dengan yang tertera di dalam Alquran, dengan melalui pendekatan-pendekatan tertentu, sehingga dalam catatan sejarah dakwah Islam, Rasulullah merupakan tokoh utama dalam penyebaran agama Islam di kalangan masyarakat Arab, selain dakwah yang juga dilaksanakan oleh nabi sebelum Rasulullah kepada kaumnya.
Cara atau metode yang disampaikan oleh Rasulullah agar tujuan dakwah dapat tercapai adalah dengan mengambil langkah-langkah gemilang yang tercatat di dalam sejarah, di antara langkah-langkah beliau dalam penyampaian dakwah adalah dengan melalui beberapa tahapan sebagai berikut:[5]
1.      Tahapan dakwah secara rahasia selama tiga tahun;
2.      Tahapan dakwah secara terbuka terhadap penduduk Mekkah, sejak tahun keempat kenabian hingga akhir tahun kesepuluh kenabian; dan
3.      Tahapan dakwah di luar Mekkah, berlangsung dari akhir tahun kesepuluh kenabian hingga hijrah ke Madinah.
Dengan melalui metode yang tertera di dalam Alquran, Rasulullah menerapkan beberapa pendekatan dalam aplikasi penggunaan metode tersebut, metode tersebut adalah sebagai berikut:[6]
1.      Pendekatan personal; dilakukan dengan cara individual antara pelaku dakwah dan sasaran dakwah dengan tatap muka sehingga materi yang disampaikan langsung diterima dan menimbulkan reaksi dari sasaran dakwah yang langsung diketahui.
2.      Pendekatan pendidikan; dilakukan seiring dengan masuk islamnya para sahabat, dan hingga sekarang hal tersebut masih teraplikasi pada lembaga pendidikan pesantren, yayasan bernuansa Islam, atau perguruan tinggi yang terdapat materi-materi keislaman.
3.      Pendekatan diskusi; dilakukan oleh pelaku dakwah sebagai nara sumber, dan sasaran dakwah sebagai audience (peserta diskusi), dengan tujuan dari diskusi tersebut membahas serta menemukan solusi dari problematika yang berkaitan dengan dakwah sehingga dapat diselesaikan.
4.      Pendekatan penawaran; dilakukan dengan menawarkan atau mengajak untuk beriman kepada Allah SWT tanpa memaksa (persuasif).
5.       Pendekatan misi; dilakukan dengan mengutus atau mengirimkan para pelaku dakwah ke daerah di luar tempat berdomisili (ekspansi).
Dengan memperhatikan beberapa hal yang telah diuraikan mengenai metode dakwah Rasulullah, dapat dijadikan sebagai pelajaran kepada umat Islam dalam pelaksanaan dakwah memerlukan beberapa faktor sebagai berikut:[7]
1.      Mengembangkan pola pikir dan wawasan keilmuan;
2.      Pola pikir dan wawasan yang luas tersebut mempengaruhi kepribadian, sehingga tidak mudah terlarut dengan sikap-sikap negatif;
3.      Mampu menguraikan materi sesuai dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.



[1]Tim Penyusun Rahmat Semesta, Metode Dakwah, Jakarta: Kencana, 2003, h. 7-8.

[2]Siti Zainab, Harmonisasi Dakwah dan Komunikasi, Banjarmasin: Antasari Press, 2009,    h. 32.


[3]Muhammad Taufiq, Quran in the Word Version 1.2.0. (16) : 125.

[4]Asep Muhiddin, Dakwah dalam Perspektif Alquran: Studi Kritis atas Visi, Misi, dan Wawasan, Bandung: Pustaka Setia, 2002, h. 162.

[5]Wahyu Ilaihi dan Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta: Kencana Premedia Group, 2007, h. 48-50.


[6]Tim Penyusun Rahmat Semesta, Metode Dakwah..., h. 22-23.

[7]Rafi’udin dan Maman Abd Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, Bandung: Pustaka Setia, 1997, h. 79-80.


BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Dari pembahasan singkat makalah ini, dapat dipahami bahwa pembahasan masalah yang telah diuraikan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Metode dakwah yang tertera di dalam Alquran adalah al-hikmah, mau’idzah al-hasanah, mujadalah bi al-lati hiya ahsan, dengan pengertian tertentu dan interpretasi yang berbuah terhadap metode yang seharusnya digunakan oleh pelaku dakwah.
2.      Metode yang digunakan oleh nabi Muhammad SAW adalah metode sesuai dengan yang tercantum di dalam Alquran, dengan aplikasi menggunakan pendekatan-pendekatan tertentu melalui beberapa tahapan, sehingga menjadikan beliau sebagai seorang pelaku dakwah yang berhasil meraih kesuksesan dalam melaksanakan dakwah Islam.

B.     Saran
Sebagai manusia, tentu merupakan hal biasa melakukan salah dan lalai, akan tetapi akan menjadi tidak biasa tanpa ada perbaikan, sehingga makalah ini dengan kesadaran diri mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam rangka upaya perbaikan untuk kesempatan yang akan datang, karena tidak menutup kemungkinan ketelitian dalam pembuatan tidak sesuai dengan penilaian, sehingga interaksi sosial sangat terkait dalam hubungan kekerabatan dengan saling memberi keuntungan (simbiosis mutualisme). Tanpa mengurangi rasa hormat, permohonan maaf merupakan bentuk simbolis sebuah kesadaran diri yang tidak terlepas dari rasa salah dan lalai.

BIBLIOGRAFI

Ilaihi, Wahyu, dan Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta: Kencana Premedia Group, 2007.
Muhiddin, Asep, Dakwah dalam Perspektif Alquran: Studi Kritis atas Visi, Misi, dan Wawasan, Bandung: Pustaka Setia, 2002, h. 162.
Rafi’udin dan Maman Abd Djaliel, Prinsip dan Strategi Dakwah, Bandung: Pustaka Setia, 1997.
Taufiq, Muhammad, Quran in the Word Version 1.2.0.
Tim Penyusun Rahmat Semesta, Metode Dakwah, Jakarta: Kencana, 2003.
Zainab, Siti, Harmonisasi Dakwah dan Komunikasi, Banjarmasin: Antasari Press, 2009.




0 komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa share ya... :D