This is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Selasa, 04 Desember 2012
ILMU KALAM: AHL AL-SUNNAH WA AL-JAMA’AH (SALAF DAN KHALAF)
12.14
No comments
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Islam adalah agama yang bersifat
universal, karena setiap ajarannya mencakup ke seluruh aspek kehidupan manusia.
Semua ajaran Islam terkodifikasi di dalam kitab suci Alquran, akan tetapi
Alquran memerlukan penjelasan karena Alquran bersifat global. Oleh karenanya
interpretasi (penafsiran) Alquran mengalami perbedaan oleh umat Islam karena
versi penafsiran sesuai dengan situasi dan kondisi umat Islam yang
berbeda-beda.
Perbedaan penafsiran tersebut juga
yang membuat pola pikir aliran kalam berbeda, secara umum kerangka pikir para
mutakalimin ada dua, yaitu tradisional dan rasional. Mutakalimin yang berpola
pikir tradisional adalah terikat pada dogma dan ayat yang mengandung arti zhanni (teks yang mengandung arti lain
selain arti secara harfiah). Sedangkan mutakalimin yang berpola pikir rasional
berpikir sebaliknya, mereka terikat pada dogma yang jelas dan tidak
menginterpretasi ayat yang zhanni,
dan mereka lebih mengutamakan akal.[1]
Dari sekian beragam jenis
mutakalimin, terdapat aliran Ahl al-Sunnah
wa al-Jama’ah (kaum yang berpegang kepada sunnah dan kaum mayoritas) [2],
dan di dalamnya terdapat dua versi yang berbeda dalam mempertahankan ranah
ideologi (aqidah), mereka dikenal dengan istilah khalaf dan salaf.[3]
Terkait dengan masalah tersebut, dan karena materi mata kuliah yang diberikan
untuk menguraikan dalam bentuk makalah, maka makalah ini diberikan judul: AHL
AL-SUNNAH WA AL-JAMA’AH (SALAF DAN KHALAF).
B.
Rumusan Masalah
Terkait dengan judul makalah ini,
maka pembahasan materi makalah ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pemikiran Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah (Salaf
dan Khalaf)?
2. Bagaimana perbedaan antara Salaf dan Khalaf?
3. Apa nilai dari aliran Salaf dan Khalaf?
C.
Tujuan
Penulisan
Berdasarkan dengan perumusan
masalah dari makalah ini, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Pemikiran ahl al-sunnah wa al-jama’ah (salaf
dan khalaf).
2. Perbedaan antara salaf dan khalaf.
3. Nilai dari aliran salaf dan khalaf.
[1]Rosihon Anwar dan
Abdul Razak, Ilmu Kalam, Cetakan II,
Bandung: Pustaka Setia, 2003, h. 32.
[2]Abdul Aziz Dahlan, Sejarah Perkembangan Pemikiran dalam Islam
bagian I: Pemikiran Teologis, Jakarta: Beunebi Cipta, 1987, h. 94.
[3]Syihab, Akidah Ahlus Sunnah Versi Salaf-Khalaf dan
Posisi Asya’irah di Antara Keduanya, Jakarta: Bumi Aksara, h. 7.
KOMUNIKASI ANTARBUDAYA: IKLIM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
11.50
No comments
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Teori di dalam ilmu komunikasi dapat dikategorikan
multi dimensi karena mencakup segala hal terkait dinamika kehidupan sosial, hal
ini didasari dengan keterkaitan komunikasi sebagai alat interaksi bagi umat
manusia, sehingga dapat disimpulkan bahwa alasan keragaman teori tersebut
diuraikan berdasarkan keragaman fungsi komunikasi sebagai alat interaksi
tersebut yang merupakan suatu kebutuhan primer manusia sebagai makhluk sosial.
Para pakar komunikasi melakukan berbagai penelitian
terkait komunikasi yang dibangun oleh manusia sebagai alat interaksi dari
berbagai aspek dan sudut pandang serta faktor yang berkaitan, termasuk dalam
komunikasi antarbudaya terdapat istilah iklim komunikasi, istilah tersebut
merupakan bentuk penggambaran mengenai situasi atau suasana psikologis maupun
sosial yang mempengaruhi komunikasi. Interaksi antara orang-orang yang memiliki
perbedaan budaya memang menimbulkan lebih banyak salah pengertian daripada
keselarasan pengertian antara komunikator dengan komunikan.[1]
Dalam makalah sederhana ini mencoba untuk menguraikan
pembahasan mengenai hal tersebut, sebagai bentuk pemenuhan terhadap tugas yang
diberikan, serta materi yang ditawarkan dengan berlandaskan kepada beberapa
literatur yang dapat dicapai, makalah ini disusun dengan judul: “IKLIM
KOMUNIKASI ANTARBUDAYA.”
Istilah iklim merupakan kiasan (metafora) yang
diterapkan pada situasi yang berbeda dengan tujuan menyatakan suatu kemiripan,
Sackmann menyatakan bahwa suatu kiasan dapat memberi gambaran yang gamblang
pada tingkat kognitif, emosional, perilaku, serta menyatakan suatu bagian
tertentu pada tindakan tanpa menetapkan perilaku sebenarnya dari pelaku atau
orang yang melakukan, dalam hal ini komunikator.[2]
Dari uraian mengenai
iklim dapat dilihat bahwa iklim komunikasi sangat bergantung pada keterbukaan,
proses pembuatan keputusan bersama, kepercayaan dan pemahaman terhadap tujuan
bersama, serta perasaan memiliki terhadap tujuan tersebut, dalam artian bahwa
iklim komunikasi menyangkut mengenai keselarasan pemahaman antara pemberi dan
penerima pesan.[3]
Sebagai pengantar dalam uraian pembahasan makalah ini,
adalah berdasarkan literatur yang diperoleh mengenai iklim komunikasi
antarbudaya yang dipahami dapat menghasilkan dampak positif atau negatif tergantung
kepada tiga dimensi sebagai berikut:
1.
Perasaan positif terhadap
komunikan
2.
Pengetahuan tentang komunikan
3.
Perilaku atau tindakan terhadap
komunikan
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan literatur yang diperoleh, perumusan
masalah yang menyesuaikan dengan materi pembahasan yang diuraikan dalam makalah
ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana Perasaan positif
terhadap komunikan?
2.
Bagaimana Pengetahuan tentang komunikan?
3.
Bagaimana Perilaku atau tindakan
terhadap komunikan?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun pembahasan yang diuraikan dalam makalah ini terkait
dengan permasalahan yang telah dirumuskan adalah sebagai berikut:
1.
Perasaan positif terhadap
komunikan
2.
Pengetahuan tentang komunikan
Perilaku atau tindakan terhadap komunikan
[1]Stewart L. Tubbs-Sylvia Moss, Human
Communication: Konteks-Konteks Komunikasi, Bandung: PT Remaja
Rodaskarya, 2001, h. 240.
[2]http://aaipoel.wordpress.com/2007/06/07/komunikasi-organisasi-dan-motivasi/
(Online: 9 Oktober 2012)
[3]http://brataashia.blogspot.com/2011/06/memahami-teori-iklim-komunikasi.html
(Online: 9 Oktober 2012)